Tokoh penting yang selalu disebut-sebut, terutama saat hari Natal, adalah orang-orang Majus. Al-Kitab menyebutkan bahwa mereka dituntun bintang sampai mereka bertemu dengan bayi Yesus. Tetapi munculnya tokoh ini menimbulkan misteri di kalangan gereja Tuhan. Mereka mencoba menebak-nebak siapakah orang Majus ini sebenarnya? Dari mana mereka berasal?
Tetapi saya meyakini bahwa mereka bukanlah orang-orang misterius yang tidak dapat diketahui asal-usulnya. Sebab keturunan mereka sampai sekarang masih ada, bahkan jumlahnya cukup banyak. Mereka tinggal di daerah pegunungan di barat daya Asia. Tempat tinggal mereka menyebar di daerah-daerah Armenia, Iran, Irak, Siria dan Turki. Jumlah mereka diperkirakan 25 juta jiwa. Ya, mereka adalah suku Kurdi yang sampai sekarang masih terus dikejar-kejar oleh rezim sekitarnya.
Keimaman Orang Media
Orang Majus merupakan kelompok imam turun-temurun dari Media. Mereka ahli dalam perkara-perkara supranatural, termasuk mengartikan mimpi. Kata "Majus" (bhs Inggris : Magi) merupakan bentuk latin dari bahasa Yunani "magoi", disalin dari bahasa Persia untuk sekte pilihan dalam keimamam. Kata 'magic' (bhs Inggris) juga diturunkan dari kata ini. Pada zama Raja Darius, beberapa orang Majus itu ditempatkan di sidang orang Media, karena keahliannya tersebut. Mereka juga diberi kekuasaan atas keagamaan Persia.
Selama bertahun-tahun, kedatangan orang-orang Majus menemui bayi Yesus, tradisi membubuhi dengan berbagai versi. Pada abad ketiga mereka disebutkan dengan raja-raja. Pada abad keenam mereka diberi nama : Bithisarea, Melichior dan Gathaspa. Bahkan beberapa orang menghubungkan mereka dengan Ham,salah satu dari tiga anak Nuh - dengan Asia, Afrika dan Eropa. Tradisi Armenia pada abad ke - 14 menyebutkan mereka dengan Balthasar, Raja Arab; Melchior, Raja Persia; dan Gasper, raja India.
Apapun asumsi-asumsi itu diberikan, kedatangan orang-orang Majus itu di Betlehem dan memberikan persembahan : emas, kemenyan, dan mur meruapakan bukti sejarah yang otentik.
Orang Majus dan Mesias
Suku Kurdi sendiri merupakan salah satu kelompok besar, namun tanpa pemerintahan, alias tanpa negara. Kurang lebih seribu tahun lalu mereka dipaksa untuk perpindah agama, mengikuti negara-negara tetangga. Sebelumnya mereka menganut agama ZOROASTRIANISM - agama orang Media kuno. Ironisnya, mereka juga dianiaya oleh negara-negara tetangga.
Pada tahun 1980 Sadam Hussein menghancurkan 4000 tempat tinggal suku Kurdi, menelantarkan 500.000 ribu orang, dan membunuh 200.000 ribu orang Kurdi. Di Turki, pemerintah Turki telah mengevakuasi 30.000 ribu desa Kurdi, sebagian besar dihancurkannya dan mencerai-beraikan 3 juta penduduk Kurdi.
Kisah tentang orang-orang Majus yang datang untuk menyembah Mesias memberikan pengharapan bagi para penginjil untuk memberitakan Kristus. Salah seorang dari mereka adalah Kemal, tinggal di Turki, namun berasal dari suku Kurdi juga. Dia berusia 40 tahun dan belum menikah. Ia merupakan rasul Allah bagi suku yang kerap mengalami penindasan ini.
Kemal menjadi orang percaya pada tahun 1987, dan saat itu ia dikenal sebagai orang Kurdi yang bertobat pertama kali. Namun ia bukanlah yang terakhir..
Setelah gempa bumi hebat melanda Turki yang membunuh 17.000 orang dua tahun lalu, Kemal dikenal dengan Mesiji, bahasa Turki untuk "Mesias Pria".
Lebih dari 60.000 eksemplar buklet berjudul "Siapakah Kita?" - yang menceritakan kisah tentang orang-orang Majus dan peluang mereka dalam keselamatan Allah melalui Mesias - telah disebarkan. Buku kecil ini ditulis oleh Matthew Hand, seorang warga Amerika yang menjadi penasehat dan rekan sekerja Kemal.
Ditanyai berapa jumlah orang Kristen di Kurdi, Kemal memperkirakan 500-an orang dibawah bimbingannya. Dan puluhan ribu orang sudah menerima buklet itu, dengan risiko tinggi tentunya. Salah seorang pemimpin politik Kurdi (sekarang sudah bertobat) berkata beberapa tahun lalu,"Seratus ribu orang Kurdi akan ditobatkan dalam 5 tahun bahkan kurang", apabila gereja sungguh-sungguh berkomitmen dalam hal waktu dan uang."
Kemal sendiri tidak lepas dari penganiayaan. Saat itu tahun 1980 dan ia ditangkap dan ditahan sebagai "teroris Kurdi". Selama 90 hari di interogasi, ia mengalami penganiayaan hebat. Kemudian ia menjalani hukuman 4 tahun di penjara Diyarbakir. Kemal mengakui bahwa yang membuatnya sedih bukan penganiayaan itu, namun ia bersama orang Kurdi yang disiksa dan diperkosa oleh tentara-tentara Turki - didepan matanya.
Setelah dibebaskan itulah ia berkenalan dengan Matthew Hand dan bahu-membahu dalam memberitakan Injil, dengan tidak lupa menekankan kisah orang-orang Majus yang menyembah bayi Yesus.
Risiko Iman di Turki.
Namanya Nusret. Dia salah seorang yang percaya kepada Kristus. Dia berkata,"Dalam penglihatan itu, Yesus tinggi dengan model rambut agak aneh. Ia seperti orang Kurdi dan memegang tongkat Kurdi." Mulanya Nusret tidak mengenali Orang dalam penglihatan tersebut, sebab Yesus dalam penampakannya tersebut tidak sama dengan gambar yang pernah dilihat sebelumnya.
"Namun ketika Pria itu duduk didekat-Nya, matanya terbuka, dan inilah Mesias. Dialah yang mengasihi suku Kurdi." Kekristenan Nusret dilanjutkan dengan persekutuan doa dan pemahaman Al-Kitab yang diadakan antara 15 - 20 orang Kurdi lainnya, Di bawah ancaman penganiayaan, karena imannya itu, mereka tetap bersekutu dan memuliakan Yesus.
Nusret bersama orang Kristen lainnya mengalami ancaman akan penganiayaan. Suku Kurdi selama ini hanya bisa menjadi pecundang, dan mereka tidak punya negara yang dapat memberikan jaminan keamanan.
Akankah Allah melupakan anak cucu orang-orang Majus yang menderita ini? Tidak, saya yakin Allah sedang bekerja supaya mata mereka melihat bahwa dua ribu tahun yang lalu, nenek moyang mereka sujud di hadapan Raja segala raja, Yesus Kristus namanya.
Saudara, doakanlah suku Kurdi supaya mereka melihat bahwa keselamatan itu hanya di dapatkan melalui Yesus, Sang Mesias, yang kelahiran-Nya menarik orang-orang Majus untuk datang menyembah-Nya.
* Ztn & berbagai sumber.
Majalah Zaitun edisi 14 : Agustus 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar