TEKOA MINISTRY

Jumat, 25 Januari 2019

Menjelaskan Allah di Perjanjian Lama.

Shalom..

Beberapa orang merasa sulit mendamaikan Yesus dalam kitab Injil dengan Allah yang keras, yang mereka kenal sejak kecil. "Yesus, saya suka, tetapi saya tidak terlalu yakin dengan Bapa-Nya". Mereka menggambarkan sebagai kakak yang melindungi mereka dari serangan Bapa yang marah dan kejam. Tetapi Allah sama sekali tidak seperti itu. Bagaimana kita tahu? Karena Yesus tidak seperti itu, dan Yesus adalah gambaran tepat Bapa.



"Tapi bukankah Musa mengatakan Allah akan mengutuk kita jika kita melanggar hukum-Nya?" Musa mungkin telah mengatakan itu, tetapi Yesus tidak pernah. Musa memiliki alasan-alasan yang baik untuk mengatakan apa yang ia katakan ketika ia mengatakannya, dan kita akan membahasnya nanti, tetapi Musa hanya mengerti sebagian tentang karakter Allah yang sesungguhnya. Yesus adalah gambaran lengkapnya. Musa hanya sekilas pandang, tetapi Yesus memberi kita pemandangan luas 360 derajat penuh.

Banyak yang bertanya :"Bagaimana Allah di dalam Perjanjian Lama (PL) yang marah bisa cocok dengan Allah di dalam Perjanjian Baru (PB) yang baik?" 

Pertanyaan ini mengesankan ada lebih dari satu Allah, atau bahwa Allah telah berubah seiring berjalannya waktu. Tetapi kebenarannya, bahwa Allah tidak pernah berubah. Allah selalu Bapa kita yang penuh kasih. Manusia pertama, Adam, dipanggil anak Allah (Lukas 3 : 38).

38. anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah ( Injil Lukas 3 : 38 TB ).

Apa yang disebut "Allah Perjanjian Lama" adalah foto yang kabur yang diambil dengan lensa potret jarak jauh oleh mereka yang tidak bisa menghargai apa yang mereka pandang. Musa, Elia, dan para nabi Perjanjian Lama memiliki pewahyuan tentang Allah tetapi mereka tidak sepenuhnya mengenal-Nya. Sebelum Yesus, tidak ada yang sepenuhnya mengenal-Nya. Allah terlalu besar untuk dimengerti pikiran makhluk hidup.

Mari kita lihat ayat berikut...

Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yohanes 1:18 TB).



Jadi, satu-satunya pribadi yang bisa menjelaskan Allah dengan akurat adalah Allah sendiri, dan Ia melakukan ini dengan mengirim anak-Nya kepada kita. Yesus adalah Allah yang menjelaskan diri kepada umat manusia. Yesus adalah jawaban bagi pertanyaan, "Seperti apakah Allah?"

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Kamis, 24 Januari 2019

Saatnya kita memilih.

Shalom..

Yosua bin Nun pengganti Musa merasa bahwa ia tidak lama lagi akan meninggalkan dunia ini. Apa yang diberbuat? Lalu dihimpunkannyalah segala suku bangsa Israel di Sichem, karena ia ingin mengucapkan kata perpisahan di dalam kesungguhan dan mengajak mereka agar tetap setia kepada Tuhan.

Yosua 24 : 15 (TB) sbb :
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN !"




Bangsa itu menjawab dengan janji setia pada Tuhan...
Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua:"Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah. (Yosua 24 :21 TB).

Kalimat / perkataan Yosua kedengarannya sangat keras penuh kesungguhan yang benar. "Saatnya kamu memilih!" katanya, tetapi seakan-akan menunjuk pada jalan yang benar segera ia menyatakan pilihannya :"Kami dan orang seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan".

Yosua tidak berkata :"Saya hendah...!" Tetapi :"Kami dan orang isi rumahku. Kami sekalian...!" Kami tidak terpisah, kami semuanya, hendak berbakti kepada Tuhan !

Yosua tahu bahwa pilihan yang benar akan membawa berkat kepada bangsanya ini. Ia tidak akan hidup lama lagi dan ia ingin sekali mendengar kesaksian orang banyak ini.

Ada suatu pilihan di atas segala pilihan. Dan pilihan ini akan menentukan hidup kita masing-masing. Yaitu berbuat bakti / beribadah kepada Tuhan Allah, memilih Yesus sebagai Juruselamat. Tak ada Juruselamat yang lain. Jika pilihan ini telah kita perbuat, maka ini jugalah yang menentukan jalan hidup kita, yang menjiwai kita. Pilihan yang satu ini menentukan segala pilihan yang lain di dunia. Desakan hidup seringkali mendesak kita untuk memilih salah satu jalan.

Napoleon Hill dalam bukunya "The Master-Key" to Riches" menulis :"The emergencies of life often bring men to the crossroad, where they are forced to choose their direction, one road being marked faith and another fear!"


(Desakan-desakan hidup seringkali membawa orang kepada persimpangan jalan, dimana mereka dipaksa untuk memilih arahnya, satu jalan, dimana mereka dipaksa memilih arahnya, satu jalan yang bernama IMAN dan yang lain ketakutan.

Iklan-iklan dengan biaya besar membujuk orang banyak agar memilih barangnya. Orang-orang yang suka sekali menjadi pimpinan di dalam perusahaan atau organisasi lain selalu membujuk anggota-anggota agar memilih dia.

Sekarang sebagai orang percaya (Kristen) hendaklah kita terlebih dahulu membuat pilihan yang satu itu, yaitu memilih Yesus sebagai Juruselamat kita masing-masing. Selanjutnya Roh Kudus akan memimpin kita di dalam pilihan yang lain; segala pilihan - tidak ada terkecuali - yang ada di dunia.

Mari saat kita tiba pada persimpangan dalam hidup ini, kita minta bimbingan Tuhan agar kita meimilih jalan yang benar.

Tuhan Yesus Memberkati.

Pelayanan Kunjungan ke Ibu-Ibu Janda di Tulungagung - Jawa Timur (Januari 2018)
















Senin, 14 Januari 2019

Pelayanan Ibadah Awal Tahun 2019 Punguan Silitonga Lumban Mual & Ucapan Syukur Ultah Mayjen (Purn) K. Simanjuntak. Komp Dephan Kelapa Dua - Depok.


 























Ibadah & Perayaan Natal 2018 Keluarga Besar SMPN 202 Klender Jakarta Timur.






















Berdiri di atas janji-janji Tuhan.

Shalom..

Pernahkah kita melanggar sebuah janji atau gagal menepati janji kita? Kita kemungkinan pernah. Sekarang kita tahu mengapa beberapa orang khawatir kalau mereka mungkin melalaikan Allah. Mereka membuat suatu komitmen untuk mengikuti Tuhan, tetapi pola hidup mereka menyingkapkan suatu ketidakmampuan yang konsisten untuk memberi.

Mereka mengalami hari-hari baik ketika mereka dengan percaya diri menyatakan,"Tuhan, saya akan melayani-Mu dengan segenap hati saya." Tetapi kemudian mereka mengalami hari-hari buruk ketika mereka merasa seperti orang yang gagal.

"Tuhan, saya kacau". Seminggu mereka bersemangat, minggu berikutnya mereka surut. Pada hari Minggu mereka membuat janji-janji; hari berikutnya mereka minta maaf karena melanggarnya. Ini siklus yang tanpa akhir.

Masalahnya apa? Karena mereka berdiri di atas janji-janji yang rapuh yang mereka telah buat kepada Allah ketika mereka seharusnya berdiri di atas janji-janji seteguh batu karang yang telah Ia buat kepada kita. Mereka sedang berfokus pada "Saya akan" mereka daripada "Ia akan" kekal yang dinyatakan dalam Al-Kitab.

Ketidakpastian mereka menyingkapkan goyahnya pondasi buatan manusia mereka.

Ketidakpastian adalah pembunuh iman. Jika kita tidak pasti tentang apa yang Allah telah katakan, bagaimana kita akan mampu berdiri di atas janji-janji-Nya? Jika kita tidak membereskan persoalan keamanan kekal ini di dalam hati kita, kita akan selalu bertanya-tanya apakah kita telah melakukan cukup untuk memenuhi syarat.

Ketidakpastian mengenai janji-janji Allah sebenarnya adalah ketidakpercayaan. Jika kita tidak yakin dan ragu, ketahuilah bahwa kita perlu bertobat (mengubah pola pikiran kita ini) dan memercayai kabar baik.

Maukah kita berhenti memerhatikan perasaan was-was yang kacau balau dan sebagai gantinya percaya pada Batu Karang keselamatan kita? Apakah satu janji dari Yang Setia akan melakukannya untuk kita?



Ini kabar baiknya, perhatikan sbb :

Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. ( 1 Korintus 1 :8-9 TB ).

Ayat ini adalah "ledakan" yang menghapuskan keraguan orang yang tidak aman. Jika kita bergumul dengan keraguan dan ketidakpastian, kita seharusnya mengingat ayat ini. Itu akan mengingatkan kita bahwa keselamatan bukanlah tentang kesetiaan kita, tetapi kesetiaan-Nya.

Mari kita lihat kebenaran lainnya..

1 Korintus 1:6-9 (TB)
6. sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan diantara kamu. 7. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam satu karuniapun sementara kamu menantikan pernyataan Tuhan kita Yesus Kristus. 8. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. 9. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.

Kita mungkin menyerah dengan Tuhan, tetapi Ia tidak akan pernah menyerah dengan kita, dan itulah yang terpenting !

Siapa yang memanggil kita kepada persekutuan dengan Kristus? Allah. Siapa yang akan menjaga kita tetap kuat sampai akhir sehingga kita akan tidak bercacat cela pada hari itu? Allah. Siapa yang setia? Allah. Ini bukan kita tetapi Dia.



2 Korintus 1:21-22 sbb :
21. Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, 22. memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

Perhatikan kata "Jaminan" berarti uang muka atau janji yang diberikan di awal sebagai jaminan untuk seluruhnya. Jadi, demikian juga, Allah tidak memiliki apapun kecuali lebih banyak hal baik yang direncanakan untuk kita - dijamin !

Tuhan Yesus Memberkati kita semua.

Jumat, 04 Januari 2019

Hukuman Allah

Surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma

Roma 2 : 4-11 (TB)

4. Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya ? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan ?

5. Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.





6. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,

7. yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,

8. tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.

9. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,

10. tetapi kemudian, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.



11. Sebab Allah tidak memandang bulu.



Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Perayaan Natal Mahasiswa-i Kristen Poltek Gunakarya Indonesia - Bekasi Timur (16 Desember 2018).












 Kolose 3 : 15

















Bersama Panitia Natal 2019